Tetaplah Engkau Tersenyum Dan Bermain
Dunia Ini Untukmu Anakku
Aku Di Sini Bersamamu
Terbungkus Doa Ini Pada Robb Kita
Semoga kamu Diberi Pundak Yang Kekar
Hati Yang Bersih
Kelak Jagalah Tubuh Rapuhku
Seperti Aku Menjaga Tubuh Mungilmu
Anakku Engkau Adalah Doaku
Anakku Engkau Adalah Harapanku
"Jika tempat tidur ini ada yang beli, kita makan nak" harapan dan cita-cita merubuhkan tembok kemalasan, berpuluh-puluh kilometer perjalanan dengan beban dipundak itu sungguh ujian yang berat, tapi memang itu tugas, tugas mencari nafkah buat mereka yang di rumah.
Aku menemani kaki tuanku
Menembus jalanan berliku
Memastikan kaki tuan tetap aman
Kadang tuan tidak tau tetapi aku tau
Kukorbankan diriku untuk tuanku
Kini aku berhenti di sini
Bersama temanku yang lain
Membicarakan jalan yang dilalui
Aku, Tuanku, dan Temanku
Andaikan Negeri Ini Seperti Toko Kain- begitu banyak pilihan, begitu banyak warna, begitu banyak motif, begitu banyak bandrol harga yang berbeda, mencerminkan kemajemukan Negeri ini. Namun kain-kain ini bila dipadu padankan akan menghasilkan pakaian yang cantik dan bagus untuk dikenakan.
awan hitam itu menggelayut
menemani soreku yang tadi masih ceria
kini gelap laksana muram durja
menanti jutaan air menimpa pertiwi
namun itu yang diharap
Tuhan KAU kah itu di atas sana
melalui lukisan-Mu ini kini aku mengerti
itu pasti KAU ya Robb
Sebagian dari kita lebih suka menulis daripada berbicara, menulis begitu berarti untuk mengungkapkan isi hati, mereka (tombol-tombol ini) melalui sentuhan jari-jari kita sudah begitu banyak mewakili suara hati
